Prinsip Ilmu Ruqyah Syar'iyyah
Agar kita tidak salah atau agar dapat meminimalisir kesalahan, bahkan bisa juga Allah akan memberi taufiq dengan munculnya teori-teori yang baru yang memudahkan proses ruqyah di masa yang akan datang, ruqyah tidak lagi terkesan menakutkan-membuat trauma masyarakat terkesan aib karena jadi tontonan-terjadi fitnah dalam majelisnya. Maka disarankan untuk mengkaji ilmu ruqyah dengan merujuk dan memahami berulangkali kitab- kitab sebagai berikut:
- Wiqoyatul Insan Minaj Jin wa asy Syaiton, karya Wahid Abdus Salam Bali
- Ash-Shorimul Battar fi Tashoddi Lisaharotil Asrar, karya Wahid Abdus Salam Bali
- Ar-Ruqyah As-Syar’iyyah wat Thib wa Ilajul Mashuur min Shohihl Bukhori wa Fathul Barri, karya Muhammad basan Muhammad hasan ismail
- Qowaid ar ~Ruqyah asy Syar’iyyah, karya Dr. Abdulloh bin Muhammad Sadhan
- Kaifa Tua’Iiju Maridhaka, karya Dr. Abdulloh bin Muhammad Sadhan
- Fathul Haqqil Mubin fii Ahkami Ruqa ash -Shor’i was Sihir wal 'Ain, karya Abu Baro’ Usamah bin Yasin al Ma’ ani
- Ad-Daa’ wad Dawa' karya imam Syamsudin Muhammad bin Abi Bakr ibni Qayyim al Jauziyah
- Ighosatul Lahfan min Masho'idis Syaitin, karya imam Syamsudin Muhammad bin Abi Bakr ibnu Qayyim al Jauziyah
- Ath-Thib a-Nabawi, karya imam Ibnu Qayyim
- AI-Furqon Baina AuIia’ur Rohman wa Auliya as Syaitan, karya ibnu Taimiyah
- Risalatus Sihr, syaikh Abdul Aziz Bin Baz
- Madarijus Salikin, karya imam Ibnu Qayyim al jauziyah
- Zaadui Maad bab at Thib an Nabawi, karya imam ibnu Qayyim al Jauziyah
- ‘Idhohul Bayan fii ‘Ilajul mass wa Sihr wa Iiddzaul Jann, karya Abu Mush’ab Thal’at bin Fu’ad
- Halal Harom Ruqyah oleh Musdar Bustamam Tambusai
- Ensiklopedi Jin, Sihir dan Perdukunan oleh Musdar Bustamam Tambusai
- Amalan-Amalan Pengundang Setan, Abu Baro Usamah Bin Yasin Al Ma'ani
- Amalan-Amalan Pengusir Setan, Abu Baro Usamah Bin Yasin Al Ma'ani
- Setan Diantara Dengki dan 'Ain, Abu Baro Usamah Bin Yasin Al Ma'ani
- Ruqyah Syar'iyyah Panduan Syara dan Batasan-batasannya, Abu Baro Usamah Bin Yasin Al Ma'ani
Alhamdulillah sebagian besar buku buku di atas sudah ada terjemahannya, jadi tidak ada lagi alasan untuk tidak mau belajar dan mendalami lagi dan terus memperdalam ilmu ruqyahnya.
Sejumlah kitab di atas di sebutkan bukan untuk tujuan lain selain sebagai bentuk aplikasi dari hadist Rasulallah yang menyatakan:
“Barang siapa yang melakukan pengobatan dan ia tidak tahu ilmunya sebelum mengobati maka ia bertanggung jawab.”
Hadist ini menekankan bahwa ilmu itu harus dikuasai sebelum mengobati. Jadi belajar dulu yang benar sampai paham baru praktek lapangan. jadi siapa saja yang mengambil bagian tanggung jawab pengobatan (ruqyah syar'iyyah) sementara ia tidak mengetahui ilmunya maka ia bertanggung jawab dengan kesalahan mal praktek terhadap pengobatan yang ia lakukan.
Karena ruqyah adalah bagian dari agama maka kesalahan tidak hanya dibebankan pada dirinya dari sisi tindakan pengobatan akan tetapi juga cara pandang, ilmu, fatwa, dasar pemahaman dan lain-lain juga menjadikan ia terbebani dan bertanggungjawab di hadapan Allah dan Rosulnya tentang benar tidaknya apa yang ia yakini dan lakukan.
Keterangan:
(1) = menunjukkan proses interaksi yang terus menerus dalam mendalami ilmu ruqyah.
(2) = Teknik ruqyah dibangun dari teori dan praktek
Dengan demikian ruqyah syar’iyyah adalah tanggungjawab kita semua dan bukan hanya dibebankan pada raqi atau peruqyah saja. Para ustadz pun juga bertanggung jawab terhadap ruqyah yang syar’i ini yang merupakan bagian dari kesempurnaan Islam. Tanggungjawab di sini bukan saja dalam ranah keilmuan akan tetapi juga tanggungjawab langsung praktek lapangannya. Bentuk tanggung jawab ini juga sudah dicontohkan oleh salaful ummah seperti *Imam Ahmad bin Hambal, syaikh Ibnu Taimiyah* atau ulama abad 14 H seperti *Syaikh Abdulloh bin Baz, Syaikh Wahid Abdus Salam Bali, Syaikh Abdulloh bin Muhammad As-Sadhan, Syaikh Abu Barro’ Usamah bin Yasiin, DR. Saad Said Ahmad Abduh* dan lain-lain.
#RehabHatiGowa


Social Plugin